Cinta adalah fitrah manusia yang tak terpisahkan dari kehidupannya. Ia selalu dibutuhkan. Mencintai dan dicintai boleh-boleh saja, tidak ada larangan dalam Islam. Segala yang ada di alam semesta ini merupakan cerminan cinta Allah SWT. Hanya, yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana cara kita membina cinta tersebut. Apakah mendatangkan kebaikan kepada diri kita, atau keburukan yang melemparkan kita ke kubangan lumpur. Sebenarnya cinta itu indah, penuh berkah, dan rahmah. Akan tetapi, cinta semu kerap sekali melemparkan kita dari cinta yang sebenarnya.
Cinta itu datang secara tiba-tiba karena adanya kesamaan di antara dua insan yang saling mencintai. Cinta bisa datang karena simpatik, kasihan, di pinggir jalan, baru kenalan, bahkan karena dijodohkan sekalipun. Karena adanya kesamaan, akhirnya mereka saling mencintai. Banyak orang yang tadinya biasa-biasa saja; hanya berteman, atau sebelumnya tidak saling mengenal, kemudian bertemu, karena ada kesamaan akhirnya mereka saling mencintai. Banyak orang yang tidak ada kesamaan dengan orang yang dicintainya, hubungan mereka menjadi retak. Di dalam rumah tangga pun demikian, karena tidak ada kesamaan akhirnya hubungan mereka menjadi rusak, ujung-ujungnya mah cerai.
Oleh karena itu, janganlah kita tergesa-gesa mengungkapkan cinta. Karena salah dalam memilih, kita yang akan menyesal! Kenali terlebih dahulu, baik atau buruk. Nah, kalau kita sudah menemukan orang yang kita cintai dan ada kesamaan, yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana cara kita membina cinta tersebut. Bagaimana cara kita menjaga kesucian cinta tersebut. Di sini akan dibahas tentang konsep cinta dalam ‘Perspektif Agama.’